Rabu, 30 Oktober 2013

Selamat Ulangtahun RESN

Umurmu sudah bertambah satu, apa yang kaudoakan pada Tuhan? Kalau aku, aku ingin Tuhan terus menjagamu dalam pelukanNya. Semoga kaumakin bersinar dengan caramu yang sederhana tapi memesona. Selamat ulang tahun untukmu, Planemos-ku, tetaplah jadi yang terbaik; meskipun kamu hanya hidup dalam masa laluku.

Selasa, 15 Oktober 2013

Kata Kata Ku~ nyuk :p

Selamat pagi… kamu masih menduduki peringkat teratas dalam hal sosok yang kuingat ketika kubangun dari tidurku. Sama seperti sosok yang kuingat sebelum aku tertidur.

Selamat siang… lagi-lagi kamu menari dipikiranku disela tumpukan tugas yang memuakan. Di dalam kepala ini seperti ada mesin yang dapat memutar kembali semua ucapanmu yang membuatku menarik senyum tipis dibalik layar komputer.

Selamat sore… Ya, kamu masih menyita pikiranku. Aku heran apa yang membuatmu bisa menduduki separuh waktu diotakku. Entahlah.

Selamat malam… ini sudah malam, kau masih saja menggangguku. Baiklah ayo kita bertemu. Temui aku ditempat biasa, di ujung mimpi malam kita.


by- Unknown

#Kunang #Bulan

"ku rasa kini kau sudah mengerti, ratusan kunang yang kau cari dan kau simpan baik-baik dalam toples kaca itu tak mampu menerangi langkah mu barang sejengkal.


ku rasa kini kau telah menyadari, aku yang selalu di sana, setia menerangi gelap malam mu.


kini ku beri tahu, cukup layangkan pandangan mu 45 derajat ke langit pekat itu, sebentar saja menatap nanar ke arah ku, untuk sekedar mengantar sinyal kau memang mencari ku.

maka aku akan selalu hadir” kata mu, bulan.


-Diana Noor Ismail-

Senin, 14 Oktober 2013

sekilas mengenai Planemos dan Bumi

Planemos- planet tak berbintang


Gimana jadinya hamparan luas langit yg menghitam tanpa setitik cahaya malam?

Dan ketika tiba-tiba ingin sendiri.
Seperti sekarang.

Beruntung aku ada di Bumi.
Sebuah planet dengan kesempurnaan yg Dia ciptakan.
Penuh bintang.. dan terkadang ada bulan.




Malam ini cukup redup.
Bintang Timur Laut mulai berotasi hingga tak terlihat.
Jam berapa sekarang? Ah jam 21:15. Bintang Timur Laut kan segera berlalu.



Planemos.
Berbicara mengenai Planemos.
Mungkin belum banyak yang tau mengenai planet yang satu ini. Planet yang ternyata berotasi segaris dengan matahari. Planet tak berbintang. Bisa kaubayangkan?
Pasti sepi disana.
Selain tidak ada kehidupan, juga tak ada bintang. Benar-benar hampa sepertinya.


Beruntung aku ada di Bumi. Sendirian hanya dengan menatap bintang dan melanjutkan tulisan, sudah cukup melegakan :)

Minggu, 13 Oktober 2013

Percakapan sebuah Bintang Timur Laut dengan seorang manusia; sebut saja wanita. (131013)

Layaknya sebuah cerita FTV yang telah habis jalan ceritanya. Disini kisahku telah selesai :)


Sebuah percakapan dalam lintasan yang berbeda. Sebut saja aku 'Bintang Timur Laut' dengannya- seorang manusia yang tak pernah lengah melihatku setiap malam, sebut saja 'wanita'.


Ada seorang wanita menghampiriku, dari raut wajah dan tatapannya aku mengetahui bahwa ada kesedihan yang ia pikul entah seberapa beratnya.
Aku mencoba bertanya namun ia hebat! Ia hanya terseyum dan bergurau seadanya 'aku gak apa-apa kok' menerbangkan senyum palsu yang akhirnya aku tertawakan.

Mulutnya terkatup diam dalam pucat. Matanya sedikit memerah dengan linangan airmata yang berhasil ia tahan.

“Bisakah kaucerita sedikit untuk melega-kan?”

Pandangan yg selalu ia buang kini mulai ditegapkan padaku. Lagi lagi ia menyulingkan senyum yang kuanggap palsu!
Kini ia menatap, hingga bulir air mata itu terlihat menetes perlahan didataran wajah sirusnya.

ia masih terdiam dengan tangisan yg berkali-kali ia padukan dengan senyum dan tawanya tanpa berkata.

“Jika ia adalah aku, apa yang ingin kausampaikan?”

Berhasil !! Pertanyaan itu mampu menghipnotisnya!
Ia terdiam dalam tatapannya, kemudian tersenyum dan membiarkan airmata disekitar wajahnya melaju tanpa henti.


Hingga suarapun terdengar darinya:



”Hanya ingin mengatakan: Terima kasih untuk setiap harapan yang kauhempaskan. Aku mengerti, harusnya dari awal aku tak perlu memulai. Harusnya ketika kaudatang, aku tak perlu menggubrismu. Harusnya kita tak pernah ada; agar aku ataupun kamu tak perlu terluka.”