Sabtu, 14 Desember 2013

[Ketika] Oktober November Desember

Ini Oktober. Kemudian November. Lanjut Desember. Dan orang-orang Indonesia dulu sering meramalkan bahwa bulan dengan akhiran [ber] adalah bagian dari musim penghujan. Dan aku menuntut kebenaran ramalan itu.

Hujan tidak lagi disiplin. Ia lebih suka datang terlambat, dan mungkin akhir-akhir ini ia sedikit pandir. Ia menikmati orang-orang memohon atas kehadirannya. Dan aku bisa membayangkan bahwa ia sedang tersenyum puas ketika sekumpulan anak Sekolah Dasar berkumpul meminta hujan agar segera datang.

Dan sialnya, hujan yang tertunda selalu membuat suasana lebih panas dari biasanya. Mungkin hujan telah bersekongkol dengan matahari sebelumnya agar kehadirannya semakin dinantikan oleh mereka yang membutuhkan.

Dan mungkin itu berhasil.

Setidaknya, itu berhasil, padaku.



Aku sangat ingin hujan segera menepati janjinya untuk segera turun ke bumi. Untuk segera memadamkan api-api yang masih membakar pikiranku.

Tapi sialnya, hujan malah datang terlambat.

Tapi ada hujan lain.

Hujan yang turun dari kedua bola matamu, yang dulu sering kulihat saat suasana masih belum sepanas ini. Saat hujan masih lebih disiplin.

Hujan itu mengalir deras, tanpa muara. Dan ini membuatku menunggu kekuatan lain, sebesar kekuatan mentari yang dapat membuatnya berhenti. Selama itu, aku akan menikmati keindahan pilu yang terus mengalir tanpa sedikitpun niat untuk berhenti itu, dan menunggu hujan benar-benar turun.






#NAGA
dengan sedikit edit-an diawal kalimat.