Senin, 07 April 2014

Halo, Tuan Petualang Melankolis!

Halo, Tuan.
Mungkin sudah banyak surat cinta yang datang hari ini, untukmu. Tapi aku sedikitpun tidak peduli. Bahkan aku bahagia, ternyata banyak yang mencintaimu melalui karya-karyamu. Begitupun aku.
Beberapa bulan yang lalu, aku tidak sengaja melihat akun sahabatku meretweet beberapa tweetmu. Entah karena isi tweetmu yang biru dan seragam dengan isi hatiku, atau hanya rasa penasaran, aku pun diam-diam mengintip dan saat itu juga memfollow akunmu.


Beberapa hari kemudian, rasa penasaran akan siapa sebenarnya dirimu kembali muncul. Terpancing beberapa tweetmu yang mengatakan bahwa kamu sedang melakukan sebuah perjalanan berkeliling Indonesia. Saat itu aku langsung mencari tau siapa sebenarnya dirimu melalui mesin pencari. Hey, are you traveler? Musician? Photographer? Or Writer? Atau mungkin lebih tepatnya, you’re a talented person! Tuhan telah menganugerahkan bakat yang luar biasa kepadamu. Pun dengan caramu bersyukur atas hidup yang luar biasa pula dengan menciptakan sebuah perjalanan. Perjalanan yang bukan sekadar membawamu ke tempat-tempat yang indah, perjalanan yang bukan sekadar membawamu berjumpa dengan orang-orang baru, tapi sebuah perjalanan yang memberimu banyak pelajaran berharga tentang kehidupan. Dan mulai saat itu, aku pun menjadi penggemarmu. Penggemar nomor satu.


Halo, Tuan.
Aku jatuh cinta dengan karya-karyamu. Dengan hasil jepretanmu tentang keindahan Indonesia yang menyimpan berbagai kisah, dengan tulisan-tulisanmu, pun dengan semua lagu yang ada di album 11:11 dan Tempat Aku Pulang. Taukah kamu, Tuan. Lagu-lagumu sanggup membuatku jatuh cinta dan patah hati sekaligus. Mungkin ketika ditanya, “Lagu Fiersa Besari mana yang menjadi favoritmu, Zizah?” aku pasti tidak bisa menjawabnya. Karena buatku, setiap lagumu mempunyai keistimewaan tersendiri. Dan entahlah, lagu-lagumu selalu mampu mewakili setiap perasaan yang aku miliki. Itu yang membuatku tidak bosan-bosannya menempatkan lagu-lagumu di playlist favoritku.


Halo, Tuan.
Mungkin saat ini, aku hanya bisa menjumpaimu melalui dunia maya. Mengagumi karya-karyamu yang luar biasa hanya dengan satu arah. Tapi aku berharap, suatu saat nanti kita bisa berjumpa. Dan aku bisa mendengarkan kisah perjalananmu, pun mendengarkanmu bernyanyi secara langsung. Ah, andai saja kotaku dan kotamu tak berjarak, Tuan. Mungkin akan lebih mudah menjumpaimu lalu mengucapkan terima kasih. Terima kasih untuk menyadarkanku akan suatu hal, bahwa Hidup kan Baik-Baik Saja.


Salam,
Penggemarmu nomor satu.


(Oleh zizahh untuk @FiersaBesari)

Tidak ada komentar: